kanalsuararakyat.com, KUDUS-Eceng gondok menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir di Desa Payaman, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus. Pasalnya, eceng gondok tersebut menutup saluran pembuang air dari pemukiman ke area penampungan air maupun area persawahan di desa setempat.
Melihat kondisi tersebut, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra tergerak hatinya untuk memberikan pelatihan mengelola eceng gondok menjadi produk kerajinan tangan yang layak jual kepada warga Desa Payaman.
Sehingga area pembuangan air di desa setempat bisa bersih dari enceng gondok, dan masyarakat bisa menambah penghasilan.
Pemberian pelatihan itu diungkapkan Rahmat, saat memberikan bantuan sembako, didampingi anggota Komisi XI DPR RI, Musthofa, Selasa (17/1/2023).
‘’Kalau warga sudah siap diberi pelatihan, kami segera turunkan tim pelatihan ini,’’ kata Rahmat.
Disinggung soal pemasaran, Rahmat menuturkan, nantinya produk kerajinan tangan berbahan dasar eceng gondok karya warga Payaman tersebut akan diseleksi. Jika dinilai sudah layak masuk pasar, akan diikutkan dalam sejumlah pameran yang digelar Bank Indonesia. Baik di Jakarta maupun di luar negeri.
‘’Produk kerajinan tangan ini, bisa berupa tikar, sandal, hingga tempat souvenir. Penjualannya nanti bisa melalui link binaan Bank Indonesia Jawa Tengah,’’ tandasnya.’’
Masih kata Rahmat, warga yang mengikuti pelatihan tersebut, nantinya akan diberi modal. Tetapi tidak berupa uang tunai. Melainkan peralatan membuat kerajinan tangan berbahan dasar eceng gondok tersebut.
‘’Jadi bantuan yang kami berikan alat. Bukan modal uang,’’ imbuhnya.
Soal bantuan sosial, Rahmat mengungkapkan, sembako yang disalurkan untuk korban banjir di Kudus sebanyak 1.500 paket. Nantinya, paket sembako berisi beras, mie instan, minyak doreng, teh dan kopi itu, akan diberikan warga terdampak banjir di wilayah Kecamatan Mejobo, Undaa, Kaliwungu dan Undaan.
‘’Bantuan ini bentuk kepedulian Bank Indonesia kepada masyarakat Kudus yang terdampak banjir,’’ ujarnya.
Anggota Komisi XI DPR RI, Musthofa memastikan, soal modal uang untuk usaha itu tidak ada masalah. Asal masyarakat benar-benar memiliki niat mengembangkan usaha hasil pelatihan dari Bank Indonesia.
‘’Hasil penjualan produk dari eceng gondok itu, bisa menambah pendapatan keluarga,’’ kata Musthofa
Disinggung penanganan banjir di Kudus, mantan Bupati Kudus dua periode ini menegaskan, banjir yang terjadi di Kudus jangan dianggap sebagai musibah. Sebab musim penghujan adalah iklim atau siklus yang terjadi setiap tahunnya.
‘’Jadi, jangan pikir banjir ini sebagai musibah, tetapi musim penghujan ini adalah iklim atau siklus yang pasti terjadi. Penanganannya, semua stake holder harus turun tangan,’’ pungkasnya. (han)