kanalsuararakyat.com, KUDUS – Kiprah KHR Asnawi sebagai pendiri dan penggerak organisasi masyarakat (ormas) Nahdlatul Ulama (NU) sudah tidak diragukan. Perjuangannya dalam syiar Islam ditunjukkan dengan mendirikan Madrasah Qudsiyyah dan Pondok Pesantren Raudlatuth Tholibin di Kudus.
Dalam sambutannya pada Pengajian Umum memperingati Haul KHR Asnawi yang ke 65, Bupati Kudus Hartopo mengajak jemaah meneladani semangat perjuangan KHR Asnawi. Lewat semangatnya, NU terus berkembang hingga ke tingkat internasional.
“Semangat KHR Asnawi untuk mengembangkan NU dan syiar Islam terus membara. Bahkan warisan itu masih kita rasakan saat ini lewat Madrasah Qudsiyyah dan Pondok Pesantren Raudlatuth Tholibin di Kudus,” ucapnya dalam acara yang digelar di area Pondok Pesantren Raudlatuth Tholibin, Kerjasan, Rabu (18/1).
Bupati juga mengagumi semangat nasionalisme kiai kharismatik itu. Tak hanya aktif dalam ilmu agama, KHR Asnawi ikut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dengan caranya sendiri.
“KHR Asnawi juga memiliki semangat patriotisme yang tinggi,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Hartopo mengajak agar jemaah, dan para santri dapat mengikuti semangat juang KHR Asnawi. Salah satunya menciptakan suasana kondusif dan damai di Kabupaten Kudus. Bupati yakin dengan dukungan jemaah, julukan Kudus sebagai kabupaten yang toleran tak hanya sekedar slogan.
“Generasi muda penerus perjuangan KHR Asnawi dapat mengikuti semangat beliau dengan menjaga kerukunan demu keutuhan bangsa,” paparnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jateng KH Taj Yasin Maimoen atau dikenal sebagai Gus Yasin mengingatkan jemaah untuk meneladani semangat belajar dari KHR Asnawi. Pada usia 30 tahun, ulama besar itu masih semangat menimba ilmu dan berkarya.
“Generasi muda perlu meneladani kegigihan KHR Asnawi dalam belajar dan terus berkarya,” ujarnya.
Tak hanya itu, dengan banyaknya kesibukan KHR Asnawi saat itu, ia istikamah dalam menjalankan salat lima waktu secara berjamaah. Hal yang mungkin berat dilakukan oleh sebagian besar Muslim saat ini. Gus Yasin mengajak jemaah terus berbenah diri memperbaiki salat dan mendekatkan diri pada Allah SWT.
“Padahal, keadaan KHR Asnawi dulu lebih susah dibandingkan kita semua. Tapi bisa menjaga salat lima waktu berjamaah. Mari kita teladani istikamah beliau dalam beribadah,” pungkasnya. (F1)